PENINGKATAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAT AQIDAH AKHLAQ DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN
POWERPOINT PADA SISWA KELAS VIII MTs NU AL-FALAH TANJUNGREJO JEKULO
KUDUS TAHUN AJARAN 2013/2014
A. Latar
Belakang Masalah
Salah satu
kelebihan manusia sebagai makhluk Allah SWT adalah dia dianugrahi fitrah
(perasaan dan kemampuan) untuk mengenai Allah SWT dan melakukan ajaran-Nya.
Dalam kata lain manusia dikaruniai naluri beragama. Karena melalui fitrah ini
kemudian manusia dijuluki sebagai “homo devinans” dan “homo religious”
yaitu makhluk yang bertuhan dan beragama.
Fitrah beragama
ini merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang mengandung kemungkinan atau
berpeluang untuk berkembang. Namun mengenai arah da kualitas perkembangan
beragama anak sangat bergantung kepada proses pendidikan yang diterimanya. [1]
Hal ini sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW :
عن ابى هريرة
انه كان يقول : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما من مولود الا يولد على الفطرة
فابواه يهودان وينصرانه ويمجسانه (رواه مسلم)[2]
Artinya : “Setiap aak dilahirkan dalam keadaan
fitrah (suci) maka orang tuanyalah yang menjadikannya (beragama) Yahudi,
Nasrani, atau Majusi”. (H.R. Muslim)
Para ahli pendidikan membagi lingkungan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkunga masyrakat.[3]
Ketiga lingkungan ini bagaikan mata rantai yang tidak bisa dihilangkan dan
saling mempengaruhi, serta harus saling bekerjasama demi keberhasilan
pendidikan anak serta optimal. Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan
agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral, aturan-aturan pergaulan dan
pandangan.[4]
Sedangkan sekolah merupakan lembaga pendidikan yang penting sesudah keluarga,
sebab sekolah berfungsi membantu keluarga mendidik anak. Sekolah membantu orang
tua mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti
yang baik, juga memberikan pendidikan untuk kehidupan dalam masyrakat yang
tidak dapat diberikan oleh keluarganya.
Pendidikan agama islam memiliki misi untuk membantu siswa agar menjadi
makhluk berakhlak mulia dalam kepastiannya sebagai pribadi maupun sebagai
makhluk sosial.[5]
Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu
benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam
hidupnya di kemudian hari. Pendidikan agama menyangkut manusia seutuhnya, ia
tidak hanya membekali anak dengan pengetahuan agama atau mengembangkan intelek
anak saja dan tidak pula mengisi dan menyuburkan perasaan (sentiment)
agama saja, akan tetapi ia menyangkut keseluruha diri pribadi anak, mulai dari
latihan-latihan amaliah sehari-hari yang sesuai dengan ajaran agama baik yang
menyangkut hubungan manusia denga Tuhan, manusia dengan manusia lain, manusia
dengan alam, serta manusia dengan dirinya sendiri.
Berdasarkan observasi di lapangan dan hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran aqidah akhlaq, selama ini materi aqidah akhlaq sering disampaikan secara ekspositori
dimana guru dianggap sebagai sumber belajar satu-satunya. Hal ini seringkali
menyebabkan siswa merasa kurang tertarik dan kurang aktivitas beraqidah akhlaq.
Disamping itu, buku pelajaran yang dimiliki siswa masih sangat terbatas. Siswa
tidak pernah menggunakan computer dalam pembelajaran. Siswa juga merasa bosan
dengan model pembelajaran aqidah akhlaq yang selama ini diterapkan.
Keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar masih kurang, pada umumnya
bersikap pasif. Nilai ulangan harian mata pelajaran aqidah akhlaq rata-rata
kelas 6,0, sehingga belum mencapai ketuntasan belajar. Hasil belajar siswa
kelas VIII MTs NU Al-Falah Tanjugnrejo Jekulo Kudus pada nilai raport semester
gajil tahun ajaran 2013-2014 adalah arata-rata 7,0. Sedangkan nilai standar
siswa harus mencapai 7,5. Hal ini disebabkan kurangnya aktivitas siswa dalam
menerapkan Aqidah Akhlaq di sekolah atau di rumah maupun masyarakat.
Mata pelajaran aqidah akhlaq merupakan mata pelajaran yang mengajarkan
dan membimbing siswa untuk dapat mengetahui, memahami dan meyakini
aqidah islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang
sesuai dengan ajaran islam.[6]
Sehingga terjalin hubungan harmonis antara remaja dengan keluarga pada
khususnya. Berdasarkan pemikiran tersebut dan mengingat pentingnya mata
pelajaran aqidah akhlaq bagi siswa, maka penulis menemukan berbagai masalah,
yaitu di MTs NU Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus mempunyai computer, akan
tetapi tidak diragukan untuk media pembelajaran. Proses pembelajaran aqidah
akhlaq di MTs NU Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus selama ini kurang maksimal,
karena guru belum melibatkan berbagai sarana pembelajaran seperti komputer yang
sebenarnya diinginkan siswa untuk dapat mengoperasikannya. Karena di sekolah
tersebut saat ini telah tersedia computer yang mencukupi untuk pembelajaran,
maka pembelajaran dengan menggunakan media komputer sudah memungkinkan untuk
dilaksanakan di sekolah ini. Selain itu, komunikasi guru dan siswa dalam proses
pembelajaran masih searah, siswa enggan untuk mengungkapkan pendapat, sehingga
siswa menjadi pasif dalam pembelajaran.
Dengan penggunaan komputer dalam pembelajaran aqidah akhlaq dapat
memberikan peluang secara luas pada siswa untuk meningkatkan aktivitasnya dalam pembelajaran
secara interaktif, mengembangkan kemampuan berfikir (kognitif),
meningkatkan keterampilan (psikomotorik), dan menambah minat dan
motivasi belajar (afektif). Suasana demikian tentunya akan berpengaruh
pada berkembangnya kemampuan berfikir dan keterampilan hidup (life skill)
siswa.[7]
Pesatnya perkembangan teknologi khususnya computer di era global saat
ini, tentunya akan berpengaruh terhadap perkembangan dunia pendidikan. Pengaruh
perkembangan tersebut dapat positif maupun negative. Pengaruh yang positif misalnya
dengan terampilnya siswa menggunakan komputer. Berbagai informasi yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan mudah diperoleh juga berbagai media
pembelajaran mislanya Powerpoint lainnya bisa didapatkan dengan mudah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pembelajaran dengan menggunakan
komputer pada pelajaran aqidah akhlaq di MTs NU Al-Falah Tanjungrejo Jekulo
Kudus adalah sangat penting. Jika proses belajar mengajar tidak diperbaiki maka
dimungkinkan hasil belajar di MTs NU Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus akan
selalu rendah.
Sehubungan permasalahan di atas perlu dilakukan peningkatan aktivitas dan
hasil belajar aqidah akhlaq di MTs NU Al-Falah Tanjugnrejo Jekulo Kudus, oleh
sebab itu dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul, “Peningkatan
Aktivitas dan Hasil Belajat Aqidah Akhlaq dengan Menggunakan Media Pembelajaran
Powerpoint Pada Siswa Kelas VIII MTs Nu Al-Falah Tanjungrejo Jekulo
Kudus Tahun Ajaran 2013/2014”.
B.
Identifikasi
Masalah
Permasalahan
yang berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar aqidah akhlaq di kelas
VIII MTs NU Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus, berdasarkan observasi awal dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1.
Kondisi Siswa
a.
Buku pelajaran
yang dimiliki siswa masih sangat terbatas.
b.
Siswa tidak
pernah menggunakan komputer dalam pembelajaran.
c.
Siswa merasa
bosan dengan model pembelajaran aqidah akhlaq yang selama ini diterapkan.
d.
Keterlibatan
siswa pada proses belajar mengajar masih kurang, pada umumnya bersikap positif.
e.
Nilai ulangan
harian mata pelajaran aqidah akhlaq rata-rata kelas 6,0, sehingga belum
mencapai ketuntasan belajar.
2.
Kondisi Guru
a.
Masih dominannya
guru sebagai sumber belajar, dalam hal ini metode ceramah dan penugasan
mengerjakan soal-soal aqidah akhlaq masih mendominasi kegiatan pembelajaran.
b.
Belum memanfaatkan
komputer dalam kegiatan proses belajar mengajar.
3.
Kondisi Proses
Belajar Mengajar
a.
Dalam kegiatan
belajar mengajar belum memanfaatkan teknologi komputer.
b.
Guru mash menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu metode
ceramah. Belum mengarahkan siswa untuk belajar yang menyenangkan dengan
menggunakan komputer.
c.
Komunikasi guru dan siswa dalam proses pembelajaran masih searah, siswa
enggan untuk menggunakan pendapat, sehingga siswa menjadi pasif dalam
pembelajaran.
Berdasarkan
identifikasi masalah tersebut sumber permasalahan yang utama adalah cara
pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar
aqidah akhlaq kurang mengaktifkan siswa, sehingga diperlukan suatu cara
pembelajaran yang dapat meningkatkan aspek psikomotor siswa sehingga
pembelajaran aqidah akhlaq menjadi lebih menarik yaitu denga menggunakan media
komputer dalam kegiatan pembelajaran.
C.
Rumusan Masalah
Permasalahan pokok dalam penelitian adalah rendahnya aktivitas siswa
dalam pembelajaran aqidah akhlaq yang berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa di MTs NU
Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus dan belum dilaksanakannya pembelajaran
keterampilan proses secara optimal dengan menggunakan komputer. Berpedoman dari
permasalahan tersebut di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah :
Apakah dengan penggunaan media pembelajaran Powerpoint dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelajaran aqidah akhlaq ?
Adapun rincian masalahnya adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana penggunaan media pembelajaran Powerpoint sebagai media
pembelajaran aqidah akhlaq yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa ?
2.
Bagaimana peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran aqidah akhlaq
setelah diajarkan dengan media pembelajaran Powerpoint ?
3.
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran aqidah
akhlaq setelah diajarkan dengan media pembelajaran Powerpoint ?
D.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran Powerpoint sebagai
media pembelajaran aqidah akhlaq yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
2.
Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran aqidah
akhlaq setelah diajarkan dengan media pembelajaran Powerpoint.
3.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
aqidah akhlaq setelah diajarkan dengan media pembelajaran Powerpoint.
E.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitia ini adalah :
1.
Bagi perkembangan ilmu, memberikan kontribusi bagi optimalisasi
pembelajaran aqidah akhlaq.
2.
Bagi guru, dapat mengembangkan pembelajaran aqidah akhlaq dengan
menggunakan komputer sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan proses
belajar siswa.
3.
Bagi sekolah, memberikan kontribusi dalam usaha meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
F.
Kajian Pustaka
1.
Kajian Teori
a.
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Mata pelajaran aqidah akahlak adalah suatu usaha mata
pelajaran yang menjajarka dan membimbing siswa untuk dapat mengetahui,
memahami, dan meyakini ajaran Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan
tingkah laku yang baik sesuai dengan ajara Islam.[8]
Mata pelajaran aqidah akhlak merupakan suatu mata
pelajaran yang harus direalisasikan dalam bentuk tingkah laku atau perbuatan
yang harmonis pada siswa, sebab pelajaran aqidah akhlak bukan hanya bersifat
kognitif semata melainkan harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
sebab itu seorang guru dalam melaksanakan pengajaran aqidah akhlak harus
senantiasa memberi tauladan yang baik bagi siswa saat berada di lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian pengajaran aqidah akhlak yang
disampaikan oleh guru dapat diterima siswa semaksimal mungkin sehingga tujuan
yang telah diprogramkan dapat tercapai.
b.
Aktivitas belajar
Menurut Winkel[9],
belajar yang dilakukan siswa merupakan aktivitas psikis yang berlangsung dalam
interkasi aktif dengan lingkungan kelas, yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan-pengetahuan keterampilan dan nilai sikap. Aktivitas siswa dalam
pembelajaran adalah hasil interaksi siswa dengan guru dan siswa dengan siswa
lain yang menghasilkan perubahan kemampuan akademik, sikap, tingkah laku dan
keterampilan.
Aktivitas belajar akan menyenagkan siswa bila dalam
pengorganisasiannya menggunakan berbagai metode dan strategi pembelajaran.
Belajar bermakna sebagai salah satu model pendekatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan pastisipasi anak dalam pembelajaran, dapat diterapkan dengan
melibatkan media pembelajaran yang interaktif.[10]
c.
Hasil belajar
Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah
dicapai siswa di mana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan
yang khas. Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu
kegiatan, secara singkat dapat dikatakan bahwa prestasi adalah hasil usaha.
Perbedaan hasil belajar dengan prestasi belajar, adalah bahwa penilaian hasil
belajar dilakukan sekali setahun setelah suatu kegiatan pembelajaran
dilaksanakan, sementara penilaian prestasi belajar dilakukan setelah beberapa
kali penilaian hasil belajar dan hasil belajar yang terakhir dianggap sebagai
prestasi belajar, karena diharapkan meruapakan hasil yang maksimal, tetapi
kedua istilah tersebut dikatakan identik karena sama-sama merupakan hasil usaha
yaitu belajar.
d.
Media Pembelajaran
Powerpoint merupakan
salah satu program aplikasi dari Microsoft Office yang digunakan untuk membuat
presentasi. Kelebihan Microsoft Powerpoint adalah terletak pada
kemudahan membuat rancangan teks.[11]
Microsoft Office adalah program khusus yag digunakan untuk membuat slide
atau presentasi. Program aplikasi ini merupakan bagian paket program Microsoft
Office, sehingga untuk mengoperasikannya terlebih dahulu harus mengaktifkan
Microsoft Office. Dengan program aplikasi ini dapat untuk memilih,
mengubah, menisipkan dan memformat teks. Program aplikasi ini memiliki
kelebihan antar lain tampilan Slide yang ditampilkan dapat disertai
dengan gambar, tabel, grafik, diagram, dan dengan dilengkapi animasi-animasi.[12]
2.
Kajian Penelitian yang Relevan
a.
Dakik, dalam penelitiannya yang berjudul “ Keefektifan Pemebelajaran
Matematika dengan Model Reciprocal Teaching Berbantuan Program
Macromedia Flash Berisikan Materi Lingkungan Kelas VIII” menunjukkan bahwa
pembelajaran yang dilakukannya lebih efektif daripada dengan model pembelajaran
eksplositori dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa.[13]
b.
Penelitian Dwijanto yang berjudul “ Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Masalah Berbantu Komputer Terhadap Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Berfikir Matematika Mahasiswa” menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematik dan kreativitas matematik mahasiswa kleas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol.[14]
3.
Kerangka Berfikir
Dalam proses pembelajaran seringkali dijumpai
kurangnya persiapan siswa menerima materi pelajaran. Maka diperlukan
pembelajaran yang dapat mendorong siswa mempersiapkan materi yang akan
dipelajari. Salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran Powerpoint
di mana siswa yag berperan aktif dalam proses pembelajaran sedangkan guru
hanyalah bertindak sebagai fasilitator. Hal ini dipilih karena ke depan di
kehidupan modern, komputer merupakan alat yang penting dan banyak digunakan
orang. Dengan demikian diharapkan pembelajaran aqidah akhlak dengan
memanfaatkan media komputer dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih
tertari belajar aqidah akhlak.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hadist,
Shohih Muslim, Jilid II, Dar Al-Fikr, Beirut, 1993.
Azhar
Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
Dakik, Keefektifan Pemebelajaran Matematika dengan Model
Reciprocal Teaching Berbantuan Program Macromedia Flash Berisikan Materi
Lingkungan Kelas VIII, Semarang:
Skripsi, Unnes, 2009.
Dwijanto, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantu
Komputer Terhadap Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berfikir
Matematika Mahasiswa, Bandung:
Disertasi UPI, tidak diplubisasikan, 2007.
Erhans
A, Microsoft Frontpage, Jakarta: Ercontara, Rajawali, 2002.
Kemenag, Mata Pelajaran Aqidah
Akhlak, Dikjen Pembinaan Agama Islam, Jakarta, 1994.
Madcoms,
Microsoft Office Power Point,Jakarta: Andi, 2003.
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi
Agama, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: 1985.
Ratna
Wilis, Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1998.
Sutari Imam Barnadib, Pengantar
Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta: Andi Offset, 1995.
Syamsu Yusuf, Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.
Tamyiz Burhanuddin, Akhlak
Pesantren Solusi Bagi Kerusakan Akhlak, Yogyakarta: Ittaqa Press, 2001.
Undang-undang RI No.2 Tahun 1989, Tentang
Sikdisnas, Semarang: Aneka Ilmu, 1992.
Winkel, S. Psikologi Pengajaran,
Jakarta: Gramedia. 1991.
[1] Syamsu Yusuf, Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000),hlm.136.
[2] Al-Hadist, Shohih Muslim,
Jilid II, Dar Al-Fikr, Beirut, 1993, hlm. 556.
[3] Sutari Imam Barnadib, Pengantar
Ilmu Pendidikan Sistematis (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hlm. 118.
[4] Undang-undang RI No.2 Tahun
1989, Tentang Sikdisnas (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm. 26.
[5] Tamyiz Burhanuddin, Akhlak
Pesantren Solusi Bagi Kerusakan Akhlak, (Yogyakarta: Ittaqa Press, 2001).
[6] Proyek Pembinaan Perguruan
Tinggi Agama, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: 1985),
hlm. 134.
[7] Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005).
[8] Kemenag, Mata Pelajaran
Aqidah Akhlak, Dikjen Pembinaan Agama Islam, Jakarta, 1994
[9] Winkel, S. Psikologi
Pengajaran (Jakarta: Gramedia. 1991), hlm. 4.
[10] Ratna Wilis, Teori-teori
Belajar (Jakarta: Erlangga, 1998), hlm. 20-28.
[11] Erhans A, Microsoft Frontpage
(Jakarta: Ercontara, Rajawali, 2002) hlm. 7.
[13] Dakik, Keefektifan
Pemebelajaran Matematika dengan Model Reciprocal Teaching Berbantuan Program
Macromedia Flash Berisikan Materi Lingkungan Kelas VIII,
(Semarang: Skripsi, Unnes, 2009).
[14] Dwijanto, Pengaruh
Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantu Komputer Terhadap Pencapaian Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Berfikir Matematika Mahasiswa,
(Bandung: Disertasi UPI, tidak diplubisasikan, 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar