
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk memanusiakan
manusia yang mana pada dasarnya adalah usaha untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki setiap individu sehingga dapat hidup secara optimal, baik sebagai
pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat, serta memiliki nilai – nilai
moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya. Dengan demikian pendidikan dipandang
sebagai usaha sadar yang bertujuan dan usaha mendewasakan anak.[1]
Pendidikan
juga suatu usaha investasi manusia yang sangat berharga bagi pembinaan dan
kelangsungan bangsa dan negara.
Pendidikan sesungguhnya merupakan pembibitan generasi penerus yaitu persemian
tunas bangsa yang pada waktunya akan ditebarkan dalam masyarakat sebagai pemegang
tongkat tanggung jawab dalam membangun bangsa dan negara. Oleh karena
pendidikan adalah bagian terpenting dalam kehidupan yang harus ditangani dan
menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun swasta, pejabat maupun
rakyat, masyarakat maupun orang tua.
Selain itu pendidikan merupakan kebutuhan
penting bagi setiap manusia yang harus dipenuhi sepajang hayat. Tanpa
pendidikan mustahil orang dapat hidup berkembang dan mengikuti zaman yang semakin maju dan moderen. Hal tersebut sesuai dengan UU Nomor
20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang mengatakan bahwa
:
|
Berdasarkan fungsi yang sudah terpaparkan di atas, jelas bahwa pendidikan
disemua jenjang harus dilaksanakan secara sistematis guna mencapai tujuan yang
diinginkan yaitu mencetak generasi yang cerdas tetapi tidak dalam bidang
intelektual saja, namun selain mampu melahirkan generasi cerdas tetapi
mempunyai akhlakul karimah.
Karena pendidikan dianggap
sebagai salah satu solusi yang dapat dijadikan cara dalam pembentukan
kepribadian dan karakter yang baik. Menurut Muhammad Nuh yang dikutip oleh
Nurla Isna Aunillah, bahwasanya proses pendidikan pada dasarnya berfungi
menyiapkan peserta didik agar mampu membangun kehidupan dan menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dihadapi dimasa mendatang, oleh karena itu, pendidika
karakter merupakan bagian dari upaya untuk menyiapkan peserta didik supaya ia
menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter.[3]
Terkait
dengan hal tersebut, aspek pendidikan akhlak atau
pembentukan akhlak menempati urutan yang sangat diutamakan dalam pendidikan,
bahkan harus menjadi tujuan prioritas yang harus di capai. Hal ini karena dalam
dinamika kehidupan, akhlak merupakan mutiara hidup yang dapat membedakan
manusia dengan makhluk Allah yang lain. jika manusia tidak berakhlak maka akan
hilanglah derajat kemanusiaanya sebagai makhluk Allah yang paling mulia, karena
manusia akan terlepas dari kendali nilai-nilai seharusnya dijadikan pedoman dan
pegangan dalam kehidupan ini.
Bahkan
lebih dari sekedar itu, jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera rusaknya
suatu bangsa dan masyarakat sangat
bergantung kepada bagaimana akhlaknya, apabila akhlaknya baik (berakhlak), akan
sejahteralah lahir batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk (tidak
berakhlak), rusaklah lahir dan batinnya. Sebagaimana ungkapan penyair Syauqi
Bek yang dikutip oleh Rahmat Djatnika yang berbunyi:
Artinya: ”Sesungguhnya bangsa itu jaya selama mereka masih mempunyai akhlak yang
mulia, maka apabila akhlak (yang baik) telah hilang, maka hancurlah bangsa itu.[4]
Akhlak mulia merupakan aspek paling
penting dalam mendidik anak. Bahkan suatu bangsa yang berkarakter juga
ditentukan oleh akhlak bangsanya. Karakter seorang manusia itu perlu dibangun
sejak dini. Menurut Doni Koesuma Albertus, karakter dianggap sama dengan
kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya
atau sifat khas dari diri seseorang, misalnya pengaruh keluarga pada masa kecil
dan bawaan seseorang sejak lahir.[5]
Karena
anak merupakan pondasi awal sebuah kehidupan, dengan kita menanamkan
nilai-nilai karakter yang baik yaitu dengan mengenalkan perbuatan mana yang
harus dilakukan dan perbuatan mana yang harus dijauhi bahkan jangan sampai
melakukannya, pasti nantinya anak akan melaksanakan nilai-nilai baik tersebut
sampai dewasa.
Mengingat
pentingnya karakter dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang kuat, maka
perlunya pendidikan karakter yang dilakukan dengan tepat. Dapat dikatakan bahwa
pembentukan karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Oleh karakter itu diperlukan kepedulian oleh berbagai pihak, baik
oleh pemerintah, masyarakat, keluarga maupun sekolah. Kondisi ini akan terbangun
jika semua pihak memiliki kesadaran bersama dalam membangun pendidikan
karakter. Dengan demikian, pendidikan karakter harus menyertai semua aspek
kehidupan termasuk dilembaga.[6]
Menurut
Ellen G. White mengemukakan bahwa pembangunan karakter adalah usaha
paling penting yang pernah diberikan kepada manusia. Pembangunan karakter adalah
tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar. Ada dua pendapat tentang
pembentukan atau pembangunan karakter. Pendapat pertama bahwa karakter
merupakan sifat bawaan dari lahir yang tidak dapat atau sulit diubah atau
dididik. Pendapat kedua bahwa karakter dapat diubah atau dididik melalui
pendidikan. Adapun pendapat yang kedua ini sesuai dengan Surat Ar Ra’d Ayat 11,
yang bunyinya :
cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 ÇÊÊÈ
Artinya
: Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Sebenarnya pendidikan
karakter bangsa Indonesia telah dipelopori oleh tokoh pendidikan kita Ki Hajar
Dewantara yang tertuang dalam tiga kalimat (walaupun konsep ini belum
sepenuhnya dapat diterapkan oleh bangsa kita), yang berbunyi :
Ing ngarso sung
tuladha
Ing madya mbangun
karsa
Tut wuri handayani.
[7]
Tanpa karakter, seseorang dengan mudah
melakukan sesuatu apa pun yang dapat menyakiti atau menyengsarakan orang lain.
Seperti halnya saat ini sering sekali kita mendengar masalah pertengkaran,
pembunuhan, pemerkosaan, pemakaian narkoba, pelacuran, semuanya sudah
merajalela. Oleh karena itu, kita perlu membentuk karakter untuk mengelola diri
dari hal-hal negatif. Dengan banyaknya bermunculan perbuatan yang negatif, mulai dirasakan dampaknya yaitu munculnya individu-individu yang gelisah, gundah gulana, rasa sepi
yang
tak beralasan
bahkan
sampai pada
tingkat
keinginan
untuk bunuh diri. Keadaan
ini tentunya
sudah menyangkut pada
akhlak manusia dalam
mengarungi
kehidupan
yang
makin kompleks.
Mulailah manusia melirik kembali pribadi Rasulullah SAW
terutama akhlaknya. Dalam Al-Quran ditegaskan:
y7¯RÎ)ur 4n?yès9 @,è=äz 5OÏàtã ÇÍÈ
Artinya : “ Dan Sesungguhnya kamu
benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S. al-Qalam: 4)[8]
Keluhuran akhlak Nabi
SAW
telah mendorong umatnya untuk mengenang dan mengkaji kembali tentang
kelahiran,
perjuangan dan akhlaknya. Salah satu kegiatan umat Islam yang sering terdengar dan terlihat
adalah pembacaan Maulid Al-Barzanji
yang disusun
oleh Ja’far bin Hasan bin Abd al-Karim bin Muhammad al-Barzanji al-Kindi. Kitab ini merupakan sebuah karya tulis
seni sastra yang memuat kehidupan Nabi Muhammad SAW. Kitab ini
memuat riwayat kehidupan Nabi Muhammad SAW, silsilah keturunannya,
serta kehidupannya
semasa kanak-kanak,
remaja dan pemuda hingga ia diangkat menjadi Rasul.
Dengan membaca kitab
Al-Barzanji dimaksudkan agar
si pembaca
mampu mengambil
nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya khususnya nilai pendidikan
karakter. Karena dalam kitab ini banyak sekali karakter Nabi Muhammad yang bisa
dijadikan sauritauladan yang baik. Bertolak dari keterangan
tersebut mendorong peneliti mengangkat tema dengan judul: “
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB MAULID AL-BARZANJI KARYA SYEKH JA’FAR AL-BARZANJI ".
B. Fokus Penelitian
Sebenarnya
di dalam kitab Al-Barzanji karangan Syeh Ja’far Al-Barzanji terdapat
bermacam-macam pembahasan, mulai dari pujian-pujian untuk Nabi Muhammad SAW,
sejarah Nabi Muhammad SAW, Akhlak Nabi Muhammad SAW. Tetapi untuk membatasi
karya ilmiah ini, yang penulis akan bahas adalah tentang Nilai-Nilai Pendidikan
Karakter yang ada di dalam kitab Maulid Al-Barzanji.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah nilai-nilai
pendidikan karakter dalam Kitab Maulid Al-Barzanji ?
2. Bagaimanakah cara meneladani pribadi Nabi Muhammad SAW dalam Kitab
Maulid Al-Barzanji dan relevansinya pada zaman sekarang ini ?
- Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan
di atas, maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :
a.
Untuk mengetahui nilai-nilai
pendidikan karakter dalam Kitab Maulid Al-Barzanji.
b.
Untuk mengetahui cara meneladani
pribadi Rasulullah yang terkandung dalam Kitab Maulid Al-Barzanji.
- Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini
diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Teoritis
Nilai
guna yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
a.
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan nilai-nilai
pendidikan karakter.
b.
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi sumbangsih informasi/ bahan acuan bagi yang berminat
mengadakan penelitian tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab
Al-Barzanji.
c.
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi sumbangan materi nilai-nilai pendidikan karakter dalam
rangka pembentukan generasi yang lebih baik.
2. Manfaat Praktis
Memberikan
informasi tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab maulid Al-Barzanji.
[1] Dr. H. Nana
Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, Sinar Baru Al
Gensindo, Bandung, 1991, hal. 2
[2]
M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan
Karakter: Membangun Peradaban Bangsa, Yuma Pustaka, Surakarta, 2010, hlm. 2
[3]
Nurla Isna Aunillah, Panduan
Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, Laksana, Jogjakarta, 2011, hlm.
137
[4]
Prof.Dr. Rachmat Djatnika, Sistem Etika
Islam, Pustaka Panji Mas, Jakarta, 1992, hlm. 15.
[5]
Doni Kusuma A., Pendidikan
Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo, Jakarta, 2010,
hlm. 80.
[6]
M. Furqon Hidayatullah, Op
Cit, hlm. 3
[7]
Zainal Aqib, Pendidikan KarakterMembangun Perilaku Positif Anak Bangsa, Yrama
Widya, Bandung, 2011, hlm. 41
[8]
Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang,
1993, hlm. 960.