Minggu, 14 September 2014

karya yang begitu indah yang mana selalu mengingatkan kita kepada Nabi Muhammad SAW saat membacanya. begitu juga dengan karya tulisku yang membahas dan mencoba menelaah tentang kitab Maulid Al Barzanji.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk memanusiakan manusia yang mana pada dasarnya adalah usaha untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu sehingga dapat hidup secara optimal, baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat, serta memiliki nilai – nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya. Dengan demikian pendidikan dipandang sebagai usaha sadar yang bertujuan dan usaha mendewasakan anak.[1]
Pendidikan juga suatu usaha investasi manusia yang sangat berharga bagi pembinaan dan kelangsungan  bangsa dan negara. Pendidikan sesungguhnya merupakan pembibitan generasi penerus yaitu persemian tunas bangsa yang pada waktunya akan ditebarkan dalam masyarakat sebagai pemegang tongkat tanggung jawab dalam membangun bangsa dan negara. Oleh karena pendidikan adalah bagian terpenting dalam kehidupan yang harus ditangani dan menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun swasta, pejabat maupun rakyat, masyarakat maupun orang tua.
Selain itu pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia yang harus dipenuhi sepajang hayat. Tanpa pendidikan mustahil orang dapat hidup berkembang dan mengikuti zaman yang semakin maju dan moderen. Hal tersebut sesuai dengan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang mengatakan bahwa :
1
 
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.[2]
Berdasarkan fungsi yang sudah terpaparkan di atas, jelas bahwa pendidikan disemua jenjang harus dilaksanakan secara sistematis guna mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mencetak generasi yang cerdas tetapi tidak dalam bidang intelektual saja, namun selain mampu melahirkan generasi cerdas tetapi mempunyai akhlakul karimah.
Karena pendidikan dianggap sebagai salah satu solusi yang dapat dijadikan cara dalam pembentukan kepribadian dan karakter yang baik. Menurut Muhammad Nuh yang dikutip oleh Nurla Isna Aunillah, bahwasanya proses pendidikan pada dasarnya berfungi menyiapkan peserta didik agar mampu membangun kehidupan dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dimasa mendatang, oleh karena itu, pendidika karakter merupakan bagian dari upaya untuk menyiapkan peserta didik supaya ia menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter.[3]
Terkait dengan hal tersebut, aspek pendidikan akhlak atau pembentukan akhlak menempati urutan yang sangat diutamakan dalam pendidikan, bahkan harus menjadi tujuan prioritas yang harus di capai. Hal ini karena dalam dinamika kehidupan, akhlak merupakan mutiara hidup yang dapat membedakan manusia dengan makhluk Allah yang lain. jika manusia tidak berakhlak maka akan hilanglah derajat kemanusiaanya sebagai makhluk Allah yang paling mulia, karena manusia akan terlepas dari kendali nilai-nilai seharusnya dijadikan pedoman dan pegangan dalam kehidupan  ini.
Bahkan lebih dari sekedar itu, jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera rusaknya suatu bangsa dan masyarakat sangat bergantung kepada bagaimana akhlaknya, apabila akhlaknya baik (berakhlak), akan sejahteralah lahir batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk (tidak berakhlak), rusaklah lahir dan batinnya. Sebagaimana ungkapan penyair Syauqi Bek yang dikutip oleh Rahmat Djatnika yang berbunyi:
Artinya:  Sesungguhnya bangsa itu jaya selama mereka masih mempunyai akhlak yang mulia, maka apabila akhlak (yang baik) telah hilang, maka hancurlah bangsa itu.[4]
Akhlak mulia merupakan aspek paling penting dalam mendidik anak. Bahkan suatu bangsa yang berkarakter juga ditentukan oleh akhlak bangsanya. Karakter seorang manusia itu perlu dibangun sejak dini. Menurut Doni Koesuma Albertus, karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang, misalnya pengaruh keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang sejak lahir.[5]
Karena anak merupakan pondasi awal sebuah kehidupan, dengan kita menanamkan nilai-nilai karakter yang baik yaitu dengan mengenalkan perbuatan mana yang harus dilakukan dan perbuatan mana yang harus dijauhi bahkan jangan sampai melakukannya, pasti nantinya anak akan melaksanakan nilai-nilai baik tersebut sampai dewasa.
Mengingat pentingnya karakter dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang kuat, maka perlunya pendidikan karakter yang dilakukan dengan tepat. Dapat dikatakan bahwa pembentukan karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Oleh karakter itu diperlukan kepedulian oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, masyarakat, keluarga maupun sekolah. Kondisi ini akan terbangun jika semua pihak memiliki kesadaran bersama dalam membangun pendidikan karakter. Dengan demikian, pendidikan karakter harus menyertai semua aspek kehidupan termasuk dilembaga.[6]
Menurut Ellen G. White mengemukakan bahwa pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah diberikan kepada manusia. Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar. Ada dua pendapat tentang pembentukan atau pembangunan karakter. Pendapat pertama bahwa karakter merupakan sifat bawaan dari lahir yang tidak dapat atau sulit diubah atau dididik. Pendapat kedua bahwa karakter dapat diubah atau dididik melalui pendidikan. Adapun pendapat yang kedua ini sesuai dengan Surat Ar Ra’d Ayat 11, yang bunyinya :
žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 ÇÊÊÈ  
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Sebenarnya pendidikan karakter bangsa Indonesia telah dipelopori oleh tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara yang tertuang dalam tiga kalimat (walaupun konsep ini belum sepenuhnya dapat diterapkan oleh bangsa kita), yang berbunyi :
Ing ngarso sung tuladha
Ing madya mbangun karsa
Tut wuri handayani. [7]
Tanpa karakter, seseorang dengan mudah melakukan sesuatu apa pun yang dapat menyakiti atau menyengsarakan orang lain. Seperti halnya saat ini sering sekali kita mendengar masalah pertengkaran, pembunuhan, pemerkosaan, pemakaian narkoba, pelacuran, semuanya sudah merajalela. Oleh karena itu, kita perlu membentuk karakter untuk mengelola diri dari hal-hal negatif. Dengan banyaknya bermunculan perbuatan yang negatif, mulai dirasakan dampaknya yaitu munculnya individu-individu yang gelisah, gundah gulana, rasa  sepi  yang  tak  beralasan  bahkan  sampai  pada  tingkat  keinginan  untuk bunuh  diri.  Keadaan ini tentunya sudah menyangkut pada akhlak manusia dalam mengarungi   kehidupan yang makin kompleks. Mulailah manusia melirik kembali pribadi Rasulullah SAW terutama akhlaknya. Dalam Al-Quran ditegaskan:
y7¯RÎ)ur 4n?yès9 @,è=äz 5OŠÏàtã ÇÍÈ  
Artinya : “ Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S. al-Qalam: 4)[8]
Keluhuran akhlak Nabi SAW telah mendorong umatnya untuk mengenang   dan mengkaji kembali tentang kelahiran, perjuangan dan akhlaknya. Salah satu kegiatan umat Islam yang sering terdengar dan terlihat adalah pembacaan Maulid Al-Barzanji yang disusun oleh Ja’far bin Hasan bin Abd al-Karim bin Muhammad al-Barzanji al-Kindi. Kitab ini merupakan sebuah karya tulis seni sastra yang memuat kehidupan Nabi Muhammad SAW. Kitab ini memuat riwayat kehidupan Nabi Muhammad SAW, silsilah keturunannya, serta kehidupannya semasa kanak-kanak, remaja dan pemuda hingga ia diangkat menjadi Rasul.
Dengan membaca kitab Al-Barzanji dimaksudkan agar si pembaca mampu mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalamnya khususnya nilai pendidikan karakter. Karena dalam kitab ini banyak sekali karakter Nabi Muhammad yang bisa dijadikan sauritauladan yang baik. Bertolak dari keterangan  tersebut  mendorong  peneliti  mengangkat  tema dengan judul: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB MAULID AL-BARZANJI KARYA SYEKH JA’FAR AL-BARZANJI ".

B.     Fokus Penelitian
Sebenarnya di dalam kitab Al-Barzanji karangan Syeh Ja’far Al-Barzanji terdapat bermacam-macam pembahasan, mulai dari pujian-pujian untuk Nabi Muhammad SAW, sejarah Nabi Muhammad SAW, Akhlak Nabi Muhammad SAW. Tetapi untuk membatasi karya ilmiah ini, yang penulis akan bahas adalah tentang Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang ada di dalam kitab Maulid Al-Barzanji.

C.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter dalam Kitab Maulid Al-Barzanji ?
2.      Bagaimanakah cara meneladani pribadi Nabi Muhammad SAW dalam Kitab Maulid Al-Barzanji dan relevansinya pada zaman sekarang ini ?

  1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter dalam Kitab Maulid Al-Barzanji.
b.      Untuk mengetahui cara meneladani pribadi Rasulullah yang terkandung dalam Kitab Maulid Al-Barzanji.

  1. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.      Teoritis
Nilai guna yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
a.       Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan karakter.
b.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih informasi/ bahan acuan bagi yang berminat mengadakan penelitian tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Al-Barzanji.
c.       Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan materi nilai-nilai pendidikan karakter dalam rangka pembentukan generasi yang lebih baik.
2.      Manfaat Praktis
Memberikan informasi tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab maulid Al-Barzanji.



[1] Dr. H. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, Sinar Baru Al Gensindo, Bandung, 1991, hal. 2
                [2] M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa, Yuma Pustaka, Surakarta, 2010, hlm. 2
                [3] Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, Laksana, Jogjakarta, 2011, hlm. 137
                [4] Prof.Dr. Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam, Pustaka Panji Mas, Jakarta, 1992, hlm. 15.
                [5] Doni Kusuma A., Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo, Jakarta, 2010, hlm. 80.
                [6] M. Furqon Hidayatullah, Op Cit, hlm. 3
                [7] Zainal Aqib, Pendidikan KarakterMembangun Perilaku Positif Anak Bangsa, Yrama Widya, Bandung, 2011, hlm. 41
                [8] Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang, 1993, hlm. 960.

Meningkatkan Hasil Belajar dengan Powerpoint


PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAT AQIDAH AKHLAQ DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT PADA SISWA KELAS VIII MTs NU AL-FALAH TANJUNGREJO JEKULO KUDUS TAHUN AJARAN 2013/2014
A.    Latar Belakang Masalah
Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Allah SWT adalah dia dianugrahi fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenai Allah SWT dan melakukan ajaran-Nya. Dalam kata lain manusia dikaruniai naluri beragama. Karena melalui fitrah ini kemudian manusia dijuluki sebagai “homo devinans” dan “homo religious” yaitu makhluk yang bertuhan dan beragama.
Fitrah beragama ini merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang mengandung kemungkinan atau berpeluang untuk berkembang. Namun mengenai arah da kualitas perkembangan beragama anak sangat bergantung kepada proses pendidikan yang diterimanya. [1] Hal ini sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW :
عن ابى هريرة انه كان يقول : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما من مولود الا يولد على الفطرة فابواه يهودان وينصرانه ويمجسانه (رواه مسلم)[2]
Artinya : “Setiap aak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) maka orang tuanyalah yang menjadikannya (beragama) Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. (H.R. Muslim)
Para ahli pendidikan membagi lingkungan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkunga masyrakat.[3] Ketiga lingkungan ini bagaikan mata rantai yang tidak bisa dihilangkan dan saling mempengaruhi, serta harus saling bekerjasama demi keberhasilan pendidikan anak serta optimal. Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral, aturan-aturan pergaulan dan pandangan.[4] Sedangkan sekolah merupakan lembaga pendidikan yang penting sesudah keluarga, sebab sekolah berfungsi membantu keluarga mendidik anak. Sekolah membantu orang tua mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik, juga memberikan pendidikan untuk kehidupan dalam masyrakat yang tidak dapat diberikan oleh keluarganya.
Pendidikan agama islam memiliki misi untuk membantu siswa agar menjadi makhluk berakhlak mulia dalam kepastiannya sebagai pribadi maupun sebagai makhluk sosial.[5] Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya di kemudian hari. Pendidikan agama menyangkut manusia seutuhnya, ia tidak hanya membekali anak dengan pengetahuan agama atau mengembangkan intelek anak saja dan tidak pula mengisi dan menyuburkan perasaan (sentiment) agama saja, akan tetapi ia menyangkut keseluruha diri pribadi anak, mulai dari latihan-latihan amaliah sehari-hari yang sesuai dengan ajaran agama baik yang menyangkut hubungan manusia denga Tuhan, manusia dengan manusia lain, manusia dengan alam, serta manusia dengan dirinya sendiri.
Berdasarkan observasi di lapangan dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran aqidah akhlaq, selama ini materi aqidah akhlaq sering disampaikan secara ekspositori dimana guru dianggap sebagai sumber belajar satu-satunya. Hal ini seringkali menyebabkan siswa merasa kurang tertarik dan kurang aktivitas beraqidah akhlaq. Disamping itu, buku pelajaran yang dimiliki siswa masih sangat terbatas. Siswa tidak pernah menggunakan computer dalam pembelajaran. Siswa juga merasa bosan dengan model pembelajaran aqidah akhlaq yang selama ini diterapkan. Keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar masih kurang, pada umumnya bersikap pasif. Nilai ulangan harian mata pelajaran aqidah akhlaq rata-rata kelas 6,0, sehingga belum mencapai ketuntasan belajar. Hasil belajar siswa kelas VIII MTs NU Al-Falah Tanjugnrejo Jekulo Kudus pada nilai raport semester gajil tahun ajaran 2013-2014 adalah arata-rata 7,0. Sedangkan nilai standar siswa harus mencapai 7,5. Hal ini disebabkan kurangnya aktivitas siswa dalam menerapkan Aqidah Akhlaq di sekolah atau di rumah maupun masyarakat.
Mata pelajaran aqidah akhlaq merupakan mata pelajaran yang mengajarkan dan membimbing siswa untuk dapat mengetahui, memahami dan meyakini aqidah islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran islam.[6] Sehingga terjalin hubungan harmonis antara remaja dengan keluarga pada khususnya. Berdasarkan pemikiran tersebut dan mengingat pentingnya mata pelajaran aqidah akhlaq bagi siswa, maka penulis menemukan berbagai masalah, yaitu di MTs NU Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus mempunyai computer, akan tetapi tidak diragukan untuk media pembelajaran. Proses pembelajaran aqidah akhlaq di MTs NU Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus selama ini kurang maksimal, karena guru belum melibatkan berbagai sarana pembelajaran seperti komputer yang sebenarnya diinginkan siswa untuk dapat mengoperasikannya. Karena di sekolah tersebut saat ini telah tersedia computer yang mencukupi untuk pembelajaran, maka pembelajaran dengan menggunakan media komputer sudah memungkinkan untuk dilaksanakan di sekolah ini. Selain itu, komunikasi guru dan siswa dalam proses pembelajaran masih searah, siswa enggan untuk mengungkapkan pendapat, sehingga siswa menjadi pasif dalam pembelajaran.
Dengan penggunaan komputer dalam pembelajaran aqidah akhlaq dapat memberikan peluang secara luas pada siswa untuk meningkatkan aktivitasnya dalam pembelajaran secara interaktif, mengembangkan kemampuan berfikir (kognitif), meningkatkan keterampilan (psikomotorik), dan menambah minat dan motivasi belajar (afektif). Suasana demikian tentunya akan berpengaruh pada berkembangnya kemampuan berfikir dan keterampilan hidup (life skill) siswa.[7]
Pesatnya perkembangan teknologi khususnya computer di era global saat ini, tentunya akan berpengaruh terhadap perkembangan dunia pendidikan. Pengaruh perkembangan tersebut dapat positif maupun negative. Pengaruh yang positif misalnya dengan terampilnya siswa menggunakan komputer. Berbagai informasi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan mudah diperoleh juga berbagai media pembelajaran mislanya Powerpoint lainnya bisa didapatkan dengan mudah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pembelajaran dengan menggunakan komputer pada pelajaran aqidah akhlaq di MTs NU Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus adalah sangat penting. Jika proses belajar mengajar tidak diperbaiki maka dimungkinkan hasil belajar di MTs NU Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus akan selalu rendah.
Sehubungan permasalahan di atas perlu dilakukan peningkatan aktivitas dan hasil belajar aqidah akhlaq di MTs NU Al-Falah Tanjugnrejo Jekulo Kudus, oleh sebab itu dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul, “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajat Aqidah Akhlaq dengan Menggunakan Media Pembelajaran Powerpoint Pada Siswa Kelas VIII MTs Nu Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus Tahun Ajaran 2013/2014”.
B.     Identifikasi Masalah
Permasalahan yang berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar aqidah akhlaq di kelas VIII MTs NU Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus, berdasarkan observasi awal dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.      Kondisi Siswa
a.       Buku pelajaran yang dimiliki siswa masih sangat terbatas.
b.      Siswa tidak pernah menggunakan komputer dalam pembelajaran.
c.       Siswa merasa bosan dengan model pembelajaran aqidah akhlaq yang selama ini diterapkan.
d.      Keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar masih kurang, pada umumnya bersikap positif.
e.       Nilai ulangan harian mata pelajaran aqidah akhlaq rata-rata kelas 6,0, sehingga belum mencapai ketuntasan belajar.

2.      Kondisi Guru
a.       Masih dominannya guru sebagai sumber belajar, dalam hal ini metode ceramah dan penugasan mengerjakan soal-soal aqidah akhlaq masih mendominasi kegiatan pembelajaran.
b.      Belum memanfaatkan komputer dalam kegiatan proses belajar mengajar.
3.      Kondisi Proses Belajar Mengajar
a.       Dalam kegiatan belajar mengajar belum memanfaatkan teknologi komputer.
b.      Guru mash menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah. Belum mengarahkan siswa untuk belajar yang menyenangkan dengan menggunakan komputer.
c.       Komunikasi guru dan siswa dalam proses pembelajaran masih searah, siswa enggan untuk menggunakan pendapat, sehingga siswa menjadi pasif dalam pembelajaran.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut sumber permasalahan yang utama adalah cara pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar aqidah akhlaq kurang mengaktifkan siswa, sehingga diperlukan suatu cara pembelajaran yang dapat meningkatkan aspek psikomotor siswa sehingga pembelajaran aqidah akhlaq menjadi lebih menarik yaitu denga menggunakan media komputer dalam kegiatan pembelajaran.
C.     Rumusan Masalah
Permasalahan pokok dalam penelitian adalah rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran aqidah akhlaq yang berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa di MTs NU Al-Falah Tanjungrejo Jekulo Kudus dan belum dilaksanakannya pembelajaran keterampilan proses secara optimal dengan menggunakan komputer. Berpedoman dari permasalahan tersebut di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah dengan penggunaan media pembelajaran Powerpoint dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelajaran aqidah akhlaq ?
Adapun rincian masalahnya adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana penggunaan media pembelajaran Powerpoint sebagai media pembelajaran aqidah akhlaq yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa ?
2.      Bagaimana peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran aqidah akhlaq setelah diajarkan dengan media pembelajaran Powerpoint ?
3.      Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran aqidah akhlaq setelah diajarkan dengan media pembelajaran Powerpoint ?
D.    Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran Powerpoint sebagai media pembelajaran aqidah akhlaq yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2.      Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran aqidah akhlaq setelah diajarkan dengan media pembelajaran Powerpoint.
3.      Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran aqidah akhlaq setelah diajarkan dengan media pembelajaran Powerpoint.
E.     Manfaat Penelitian
Manfaat penelitia ini adalah :
1.      Bagi perkembangan ilmu, memberikan kontribusi bagi optimalisasi pembelajaran aqidah akhlaq.
2.      Bagi guru, dapat mengembangkan pembelajaran aqidah akhlaq dengan menggunakan komputer sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan proses belajar siswa.
3.      Bagi sekolah, memberikan kontribusi dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.


F.      Kajian Pustaka
1.      Kajian Teori
a.       Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Mata pelajaran aqidah akahlak adalah suatu usaha mata pelajaran yang menjajarka dan membimbing siswa untuk dapat mengetahui, memahami, dan meyakini ajaran Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik sesuai dengan ajara Islam.[8]
Mata pelajaran aqidah akhlak merupakan suatu mata pelajaran yang harus direalisasikan dalam bentuk tingkah laku atau perbuatan yang harmonis pada siswa, sebab pelajaran aqidah akhlak bukan hanya bersifat kognitif semata melainkan harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu seorang guru dalam melaksanakan pengajaran aqidah akhlak harus senantiasa memberi tauladan yang baik bagi siswa saat berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian pengajaran aqidah akhlak yang disampaikan oleh guru dapat diterima siswa semaksimal mungkin sehingga tujuan yang telah diprogramkan dapat tercapai.
b.      Aktivitas belajar
Menurut Winkel[9], belajar yang dilakukan siswa merupakan aktivitas psikis yang berlangsung dalam interkasi aktif dengan lingkungan kelas, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan keterampilan dan nilai sikap. Aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah hasil interaksi siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lain yang menghasilkan perubahan kemampuan akademik, sikap, tingkah laku dan keterampilan.
Aktivitas belajar akan menyenagkan siswa bila dalam pengorganisasiannya menggunakan berbagai metode dan strategi pembelajaran. Belajar bermakna sebagai salah satu model pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan pastisipasi anak dalam pembelajaran, dapat diterapkan dengan melibatkan media pembelajaran yang interaktif.[10]
c.       Hasil belajar
Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa di mana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan, secara singkat dapat dikatakan bahwa prestasi adalah hasil usaha. Perbedaan hasil belajar dengan prestasi belajar, adalah bahwa penilaian hasil belajar dilakukan sekali setahun setelah suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan, sementara penilaian prestasi belajar dilakukan setelah beberapa kali penilaian hasil belajar dan hasil belajar yang terakhir dianggap sebagai prestasi belajar, karena diharapkan meruapakan hasil yang maksimal, tetapi kedua istilah tersebut dikatakan identik karena sama-sama merupakan hasil usaha yaitu belajar.
d.      Media Pembelajaran
Powerpoint merupakan salah satu program aplikasi dari Microsoft Office yang digunakan untuk membuat presentasi. Kelebihan Microsoft Powerpoint adalah terletak pada kemudahan membuat rancangan teks.[11] Microsoft Office adalah program khusus yag digunakan untuk membuat slide atau presentasi. Program aplikasi ini merupakan bagian paket program Microsoft Office, sehingga untuk mengoperasikannya terlebih dahulu harus mengaktifkan Microsoft Office. Dengan program aplikasi ini dapat untuk memilih, mengubah, menisipkan dan memformat teks. Program aplikasi ini memiliki kelebihan antar lain tampilan Slide yang ditampilkan dapat disertai dengan gambar, tabel, grafik, diagram, dan dengan dilengkapi animasi-animasi.[12]

2.      Kajian Penelitian yang Relevan
a.       Dakik, dalam penelitiannya yang berjudul “ Keefektifan Pemebelajaran Matematika dengan Model Reciprocal Teaching Berbantuan Program Macromedia Flash Berisikan Materi Lingkungan Kelas VIII” menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukannya lebih efektif daripada dengan model pembelajaran eksplositori dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa.[13]
b.      Penelitian Dwijanto yang berjudul “ Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantu Komputer Terhadap Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berfikir Matematika Mahasiswa” menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik dan kreativitas matematik mahasiswa kleas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.[14]
3.      Kerangka Berfikir
Dalam proses pembelajaran seringkali dijumpai kurangnya persiapan siswa menerima materi pelajaran. Maka diperlukan pembelajaran yang dapat mendorong siswa mempersiapkan materi yang akan dipelajari. Salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran Powerpoint di mana siswa yag berperan aktif dalam proses pembelajaran sedangkan guru hanyalah bertindak sebagai fasilitator. Hal ini dipilih karena ke depan di kehidupan modern, komputer merupakan alat yang penting dan banyak digunakan orang. Dengan demikian diharapkan pembelajaran aqidah akhlak dengan memanfaatkan media komputer dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih tertari belajar aqidah akhlak.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Hadist, Shohih Muslim, Jilid II, Dar Al-Fikr, Beirut, 1993.
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
Dakik, Keefektifan Pemebelajaran Matematika dengan Model Reciprocal Teaching Berbantuan Program Macromedia Flash Berisikan Materi Lingkungan Kelas VIII, Semarang: Skripsi, Unnes, 2009.
Dwijanto, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantu Komputer Terhadap Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berfikir Matematika Mahasiswa, Bandung: Disertasi UPI, tidak diplubisasikan, 2007.
Erhans A, Microsoft Frontpage, Jakarta: Ercontara, Rajawali, 2002.
Kemenag, Mata Pelajaran Aqidah Akhlak, Dikjen Pembinaan Agama Islam, Jakarta, 1994.
Madcoms, Microsoft Office Power Point,Jakarta: Andi, 2003.
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: 1985.
Ratna Wilis, Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1998.
Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta: Andi Offset, 1995.
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.
Tamyiz Burhanuddin, Akhlak Pesantren Solusi Bagi Kerusakan Akhlak, Yogyakarta: Ittaqa Press, 2001.
Undang-undang RI No.2 Tahun 1989, Tentang Sikdisnas, Semarang: Aneka Ilmu, 1992.
Winkel, S. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia. 1991.


[1] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000),hlm.136.
[2] Al-Hadist, Shohih Muslim, Jilid II, Dar Al-Fikr, Beirut, 1993, hlm. 556.
[3] Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hlm. 118.
[4] Undang-undang RI No.2 Tahun 1989, Tentang Sikdisnas (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm. 26.
[5] Tamyiz Burhanuddin, Akhlak Pesantren Solusi Bagi Kerusakan Akhlak, (Yogyakarta: Ittaqa Press, 2001).
[6] Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: 1985), hlm. 134.
[7] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005).
[8] Kemenag, Mata Pelajaran Aqidah Akhlak, Dikjen Pembinaan Agama Islam, Jakarta, 1994
[9] Winkel, S. Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia. 1991), hlm. 4.
[10] Ratna Wilis, Teori-teori Belajar (Jakarta: Erlangga, 1998), hlm. 20-28.
[11] Erhans A, Microsoft Frontpage (Jakarta: Ercontara, Rajawali, 2002) hlm. 7.
[12] Madcoms, Microsoft Office Power Point,(Jakarta: Andi, 2003), hlm. 24
[13] Dakik, Keefektifan Pemebelajaran Matematika dengan Model Reciprocal Teaching Berbantuan Program Macromedia Flash Berisikan Materi Lingkungan Kelas VIII, (Semarang: Skripsi, Unnes, 2009).
[14] Dwijanto, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantu Komputer Terhadap Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berfikir Matematika Mahasiswa, (Bandung: Disertasi UPI, tidak diplubisasikan, 2007).